Hubungan Antar Makhluk Hidup

Mahluk Hidup saling ketergantungan dengan makhluk lainnya.

Rangkaian Listrik

Salah satu penerapan rangkaian listrik di kehidupan sehari-hari.

Cahaya

Berbagai sifat cahaya yang perlu kita ketahui untuk di syukuri.

Kamis, 17 November 2022

AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

 Judul Modul : 1.4 Budaya Positif

Nama Peserta : Bardani Ragil Bahri, S.Pd


·       A. LATAR BELAKANG

       Menurut Filosofi Ki Hadjar Dewantara, seorang guru diibaratkan sebagai petani yang memiliki peranan penting untuk menyuburkan tanamannya. Seorang petani akan memastikan tempat tumbuhnya tanaman dengan kondisi yang cocok untuk ditanami. Dapat diartikan bahwa kita sebagai guru harus mampu menciptakan kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan sebagai tumbuh dan berkembang anak sebagai ibarat tanaman padi. Lingkungan yang positif dan kondusif dengan warga sekolah yang saling berkolaborasi dan mendukung agar tercipta kebiasaan baik sehingga dapat menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah.

      Untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah maka dibutuhkan peran dan nilai guru penggerak dalam menerapkannya sehingga dapat mendorong perubahan positif di sekolah. Budaya positif dapat dilakukan dengan menerapkan konsep-konsep disiplin positif, 5 kebutuhan dasar manusia yang mendorong perilaku manusia, 5 posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah dan segitiga restitusi di sekolah. Penumbuhan budaya positif ini penting untuk memungkinkan tumbuhnya murid yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab. Untuk itu kita sebagai guru tentunya perlu terus berlatih meningkatkan kompetensi diri. Kemudian guru dianjurkan memiliki visi dan misi sejalan dengan tujuan pendidikan.

        Upaya mewujudkan budaya positif menjadi bagian dari visi guru penggerak, semua peran itu dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Tidak bisa dijalankan sendiri, perlu berkolaborasi antar warga sekolah. Guru sebagai pemegang posisi penting dalam membangun budaya positif bisa memulainya dari ruang kelas mereka. Membangun kesepakatan kelas, keyakinan kelas akan hal-hal positif yang bisa ditumbuhkan sehingga pembelajaran yang mereka dapatkan benar-benar memerdekakan. Sekolah sebagai ekosistem pendidikan yang ramah anak dan ramah lingkungan benar-benar dapat diwujudkan.

        Berdasarkan Standar Pendidikan Nasional tujuan mulia dari penerapan disiplin positif adalah agar terbentuk murid-murid yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan merupakan pemelajar sepanjang hayat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang diharapkan. Dalam rangka menciptakan lingkungan yang positif maka setiap warga sekolah dan pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai kebajikan yang telah disepakati bersama sehingga dapat mengembangkan sekolah dengan baik agar terwujud suatu budaya sekolah yang positif sesuai dengan standar kompetensi pengelolaan yang telah ditetapkan.

·         B. TUJUAN

  1. Meningkatkan pemahaman guru tentang budaya positif sekolah
  2. Mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa
  3. Menumbuhkan budaya positif di kelas dan di sekolah melalui kesepakatan kelas.
  4. Menumbuhkan karakter profil pelajar Pancasila (beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif).

 

·         C. LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN

     Tahap persiapan

1.              Konsultasi dengan kepala sekolah tentang rencana tindakan

2.              Menyusun jadwal dan undangan pelaksanaan tindakan

3.              Menyiapkan bahan pelatihan

     Tahap pelaksanaan

1.              Mensosialisasikan tentang maksud dan tujuan keyakinan kelas ke rekan guru

2.              Penyusunan keyakinan kelas bersama murid oleh wali kelas.

3.              Menerapkan keyakinan kelas pada saat pembelajaran dengan melakukan refleksi tentang keyakinan      kelas yang belum dilaksanakan, serta menyelesaikan permasalahan murid melalui langkah segitiga         restitusi.

4.              Melakukan monitoring terhadap kegiatan guru berkenaan dengan penerapan keyakinan kelas.

5.              Melakukan evaluasi dan refleksi atas pelaksanaan tindakan

6.              Melakukan tindak lanjut perbaikan tindakan berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi

        Tahap Pelaporan

1.              Menyusun laporan hasil tindakan

2.              Mempublikasikan laporan hasil tindakan

 

·         D. HASIL AKSI NYATA

     Pelaksanaan Sosialisasi Budaya Positif di Sekolah

     Pelaksanaan aksi nyata tentang budaya positif di sekolah telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3 November 2022. Sosialisasi ini dilaksanakan di ruang guru SD Negeri 1 Tripe Jaya dengan jumlah peserta 10 orang guru. Adapun susunan acara kegiatan sosialisasi tersebut terdiri atas:

1.      Pembukaan

  1. Penyampaian materi pemahaman budaya positif sekolah
  2. Berbagi praktik baik tentang implementasi budaya positif di sekolah
  3. Refleksi kegiatan

     Materi pemahaman budaya positif yang kami sampaikan yaitu:

  1.      Disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal
  2.      Teori motivasi, hukuman, dan restitusi
  3.       Keyakinan kelas
  4.       Lima kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas
  5.       Lima posisi control
  6.       Segitiga restitusi

Dalam kegiatan pemahaman ini nampak seluruh peserta sangat antusias. Adapun hasil sosialisasi budaya positif sekolah pada rekan guru adalah sebagai berikut.


 Video 1 : Kegiatan Sosialisasi Budaya Positif

Sumber Pribadi: diambil pada saat kegiatan

        Pada awalnya peserta setuju dengan adanya hukuman dan penghargaan dalam membentuk disiplin diri pada murid, namun setelah mengikuti pembahasan ternyata mengalami pergeseran para guru bersepakat untuk mencari alternatif lain dalam membentuk disiplin murid, guru sepakat untuk mengurangi hukuman atau penghargaan dalam proses pembentukan disiplin itu. Semua peserta akan membentuk keyakinan kelas di kelasnya masing-masing dan akan menerapkan segitiga restitusi untuk membantu murid yang bermasalah dalam kedisiplinan.

Penerapan Keyakinan Kelas Saat Pembelajaran.

Penerapan keyakinan kelas yang telah kami laksanakan madih perlu ditingkatkan dan membutuhkan konsistensi dalam pemhaman karena siswa terkadang lupa dan perlunya diingatkan kembali akan keyakinan kelas yan gtelah ddisepakati bersama. Secara umum masih belum terlihat jelas perubahan namun ketika tindakan siswa yang kurang tepat maka disinilah penerapan segitiga restitusi sangat bermanfaat karena siswa mampu menemukan solusi dan bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan.

Gambar 1: Pembuatan Keyakinan Kelas

Sumber : Foto Pribadi


·         E. RENCANA PERBAIKAN

Dalam kegiatan aksi nyata ini ditemukan beberapa hal yang perlu diperbaiki di masa mendatang diantaranya:

  1. Penerapan keyakinan kelas perlu konsistensi
  2. Memaksimalkan peran guru dalam menumbuhkan disiplin diri melalui keyakinan kelas maupun praktik restitusi 
  3. Diperlukan kegiatan berbagi praktik baik yang dijadwalkan secara rutin untuk meningkatkan pengalaman dan motivasi guru dalam penerapan keyakinan kelas dan restitusi.